Sudah menjadi rahasia umum, bahwa media internet ini zaman sekarang ini mempunyai manfaat yang luas sekali, selain untuk keperluan ilmu dan teknologi. Para pebisnis juga sudah banyak yang memanfaatkan media Internet ini untuk keperluan bisnis, sehingga bisa di pakai untuk mempromosikan atau menjual produk atau jasa kepada konsumen nya.
Bahkan dengan media internet ini kita bukan hanya bisa menjangkau konsumen lokal saja, tetapi kita bisa menjangkau nya konsumen yang berada di luar negeri.
Melalui cara berpromosi lewat internet atau yang bisa dikenal dengan istilah Internet Marketing ini memang sangat populer di zaman sekarang ini.
Maka nya para Internet marketer ini sangat sukses dan cerdas dengan mejual produk nya. tadi nya bisnis secara konvensional, sekarang memadukan nya dengan cara promosi dengan media internet ini, sehingga pencapaian nya bisa maksimal.
Karena nya suatu usaha atau bisnis tanpa promosi, ibarat sayur tanpa garam.
karena tujua dari promosi itu sendiri adalah memperkenalkan barang atau jasa kepada konsumen yang akan memebeli roduk atau jasa yang kita tawarkan melalui media internet ini. dan ini merupakan salah satu tentang cara promosi lewat internet. Sebenar nya cara promosi melalui internet ini bisa di kategorikan menjadi 2 cara, yaitu cara gratisan dan cara berbayar.
Disini saya Akan mengulas Cara Yang Gratis Alias Free khusus Para Pelaku Usaha yang Ada di bali
1. Login Facebook search fan pages @umkmbali dan klik tombol like atau follow instagram
@umkm.bali
2. Kirim Deskription Usaha anda Ke Alamat email marketing.umkmbali@gmail.com
3. Tunggu Beberapa Saat Iklan Anda Akan Muncul di Fan pages UMKM bali dan Instagram
UMKM.bali
Showing posts with label Bali. Show all posts
Showing posts with label Bali. Show all posts
Desa Penglipuran Bangli
Keberadaan Desa Adat Penglipuran
Desa Penglipuran adalah sebuah desa di kabupaten Bangli,
Bali, tepatnya di kelurahan Kubu, Kecamatan Bangli. Desa Penglipuran terletak
pada jalur wisata Kintamani, sejauh 5 Km dari pusat kota Bangli, dan 45 Km dari
pusat kota Denpasar. Desa ini berudara sejuk karena terletak 700 m di atas
permukaan laut. Luas Desa Adat Penglipuran mencapai 112 hektare, terdiri atas
37 hektare hutan bambu yang dimanfaatkan masyarakat setempat untuk kerajinan
tangan dengan sistem tebang pilih, ladang seluas 49 hektare, dan untuk
perumahan penduduk seluas 12 hektare dengan batas wilayah desa adat Kubu di
sebelah timur, di sebelah selatan desa adat Gunaksa, dan di sebelah barat
Tukad, sedangkan di sebelah utara desa adat Kayang. Jumlah penduduknya 743 orang,
![]() |
Desa Penglipuran |
Desa ini merupakan satu kawasan pedesaan yang memiliki
tatanan spesifik dari struktur desa tradisional, sehingga menampilkan wajah
pedesaan yang asri. Keasrian desa adat tersebut sudah bisa dirasakan begitu
memasuki kawasan pradesa yang memaparkan kehijauan rerumputan dan deretan bambu
yang jadi pagar desa. Itu adalah area catus pata atau area tapal batas untuk
masuk ke Penglipuran. Adapun daerah penerimanya ditandai dengan Balai Wantilan,
Balai Banjar adat, dan ruang pertamanan terbuka. Di sana terdapat daerah parkir
dan fasilitas KM/WC bagi pengunjung. Area berikutnya adalah areal tatanan pola
desa yang diawali dengan gradasi ke fisik desa secara liniar membujur ke arah
utara dan selatan. Rumah-rumah itu dibelah oleh sebuah jalan utama desa yang
ditutup oleh bebatuan dan ditamani rerumputan di kiri kanannya. Area pemukiman
serta jalan utama desanya merupakan kawasan bebas kendaraan terutama roda
empat. Pada sepanjang jalan setapak itu terdapat ratusan rumah, berderet
berimpitan. Hampir semua bangunan terbuat dari batu bata merah atau anyaman
bambu. Pintu masuk gerbang rumah penduduk itu sempit, hanya berukuran satu
orang dewasa, dan bagian atas pintunya menyatu dengan atap gerbang yang terbuat
dari bambu. Keheningan menyergap ketika menelusuri jalan setapak dari bebatuan
yang bercampur dengan kerikil. Penataan
fisik dari struktur desa tersebut tidak terlepas dari budaya masyarakatnya yang
sudah berlaku turun-temurun.
Desa ini memiliki potensi budaya yang hingga saat ini masih
dilestarikan dalam bentuk rumah tradisional yang membedakan desa ini dari
desa-desa yang lainnya. Perlu diketahui, Desa Penglipuran adalah salah satu
desa tradisional atau desa tua di Bali atau sering disebut Bali Aga atau Bali
Mula. Tradisi begitu kukuh dipegang oleh masyarakatnya, terutama yang berkaitan
dengan penataan pekarangan rumah. Di tengah gempuran arus modernisasi, keteguhan
masyarakat Pengelipuran tampak dari rapinya penataan kawasan hunian masyarakat
setempat.
Sejarah Desa Adat Penglipuran
Dari sudut pandang sejarah dan menurut para sesepuh, kata
Penglipuran berasal dari kata “Pengeling Pura” yang berarti tempat suci mengenang
para leluhur. Tempat ini sangat berarti sejak leluhur mereka datang dari desa
Bayung Gede ke Penglipuran yang jaraknya cukup jauh, oleh karena itu masyarakat
Penglipuran mendirikan pura yang sama sebagaimana yang ada di desa Bayung Gede.
Dalam hal ini berarti masyarakat Penglipuran masih mengenal asal usul mereka.
Pendapat lain mengatakan bahwa Penglipuran berasal dari kata “Penglipur” yang
berarti “penghibur” karena pada jaman kerajaan tempat ini dijadikan tempat
peristirahatan.
Penglipuran memiliki dua pengertian, yaitu pangeling yang
kata dasarnya “eling” atau mengingat. Sementara pura artinya tanah leluhur.
Jadi, penglipuran artinya mengingat tanah leluhur. Kata itu juga bisa berarti
“penghibur” yang berkonteks makna memberikan petunjuk bahwa ada hubungan sangat
erat antara tugas dan tanggung jawab masyarakat dalam menjalankan dharma agama.
Masyarakat desa adat penglipuran percaya bahwa leluhur
mereka berasal dari Desa Bayung Gede, Kintamani.Sebelumnya desa Panglipuran
bernama Kubu Bayung. Pada jaman dahulu raja bali memerintahkan pada warga-warga
di Bayung Gede untuk mengerjakan proyek di Kubu Bayung, tapi akhirnya para
warga tersebut memutuskan untuk menetap di desa Kubu Bayung. Dilihat dari segi
tradisi, desa adat ini menggunakan sistem pemerintahan hulu apad. Pemerintahan
desa adatnya terdiri dari prajuru hulu apad dan prajuru adat. Prajuru hulu apad
terdiri dari jero kubayan, jero kubahu, jero singgukan, jero cacar, jero balung
dan jero pati. Prajuru hulu apad otomatis dijabat oleh mereka yang paling
senior dilihat dari usia perkawinan tetapi yang belum ngelad. Ngelad atau
pensiun terjadi bila semua anak sudah kawin atau salah seorang cucunya telah
kawin. Mereka yang baru kawin duduk pada posisi yang paling bawah dalam tangga
keanggotaan desa adat. Menyusuri jalan utama desa kearah selatan anda akan
menjumpai sebuah tugu pahlawan yang tertata dengan rapi.Tugu ini dibangun untuk
memperingati serta mengenang jasa kepahlawanan Anak Agung Gede Anom Mudita atau
yang lebih dikenal dengan nama kapten Mudita. Anak Agung Gde Anom Mudita, gugur
melawan penjajah Belanda pada tanggal 20 November 1947. Taman Pahlawan ini
dibangun oleh masyarakat desa adat penglipuran sebagai wujud bakti dan hormat
mereka kepada sang pejuang.Bersama segenap rakyat Bangli, Kapten Mudita
berjuang tanpa pamrih demi martabat dan harga diri bangsa sampai titik darah
penghabisan.
Keunikan Desa Adat Penglipuran
Ada beberapa hal yang unik dari Desa Adat Penglipuran yang
merupakan ciri khas dari desa tersebut. Keunikan inilah yang menyebabkan Desa
Penglipuran memiliki potensi budaya yang menimbulkan daya tarik bagi para
wisatawan. Keunikan tersebut adalah dari bentuk bangunan yang seragam,
masyarakat yang anti poligami, sistem adat, tata ruang desa,bentuk bangunan dan
topografi, upacara kematian (ngaben), stratifikasi social, mata pencaharian,
kesenian serta organisasi. Keunikan-keunikan tersebutlah yang menjadi pembeda
antara desa Penglipuran dengan desa-desa yang lainnya.
Bentuk Bangunan Yang Seragam
Keunggulan dari desa adat penglipuran ini dibandingkan
dengan desa-desa lainnya di Bali adalah, bagian depan rumah yang serupa dan
seragam dari ujung utama desa sampai bagian hilir desa. Keseragaman wajah desa,
selain pada bentuk, juga bahan bangunannya berupa tanah untuk tembok penyengker
dan angkul-angkul serta atap dari bambu yang dibelah untuk seluruh bangunan
desa. Penggunaan bambu baik untuk atap, dinding maupun kebutuhan lain-lain
merupakan suatu keharusan untuk digunakan karena Desa Penglipuran dikelilingi
oleh hutan bambu yang termasuk teritorial desa tersebut. Penataan rumah dan
pekarangan sangat ketat dan mengikuti ketentuan Asta Kosala-Kosali, Asta Bumi,
Sikut Karang, dan berbagai aturan yang tertulis maupun yang tidak tertulis
lainnya. Maka, setiap pekarangan dan rumah di desa itu selalu mempunyai pola
atau tatanan yang sama. Dan hal itu merupakan keunggulan Penglipuran sebagai
desa adat.
Pola penataan ruang dan tata letak bangunan tradisional di
Penglipuran menggunakan Pola Dasar Nawa Sanga, yaitu penggabungan orientasi
antara gunung dan laut serta terhadap peredaran matahari. Ciri yang menonjol
adalah As Utara Selatan (kaje kelod dengan axis linier). Axis linier ini juga
berfungsi sebagai open space untuk kegiatan bersama. Open space ini
berorientasi ke arah kaja kelod dan membagi desa menjadi dua bagian. Open space
Desa Tradisional penglipuran menanjak menuju ke arah gunung (utara) dimana
terdapat bangunan suci dengan orientasi ke Gunung Batur. Pola tata ruang dan
tata letak bangunan rumah di Desa Adat Penglipuran pada umumnya mengikuti pola
Tri Mandala.
Masyarakat Anti Poligami
Selain keseragaman bentuk bangunan, desa yang terletak pada
ketinggian 700 meter dari permukaan laut ini juga memiliki sejumlah aturan adat
dan tradisi unik lainnya. Salah satunya, pantangan bagi kaum lelakinya untuk
beristri lebih dari satu atau berpoligami. Lelaki Penglipuran diharuskan
menerapkan hidup monogami yakni hanya memiliki seorang istri. Pantangan
berpoligami ini diatur dalam peraturan (awig-awig) desa adat. Dalam bab perkawinan
(pawos pawiwahan) awig-awig itu disebutkan, krama Desa Adat Penglipuran tan
kadadosang madue istri langkung ring asiki. Artinya, krama Desa Adat
Penglipuran tidak diperbolehkan memiliki istri lebih dari satu. Jika ada lelaki
Penglipuran beristri yang coba-coba merasa bisa berlaku adil dan menikahi
wanita lain, maka lelaki tersebut akan dikucilkan di sebuah tempat yang diberi
nama Karang Memadu. Karang artinya tempat dan memadu artinya berpoligami. Jadi,
Karang Memadu merupakan sebutan untuk tempat bagi orang yang berpoligami.
Karang Memadu merupakan sebidang lahan kosong di ujung Selatan desa.
Penduduk desa akan membuatkan si pelanggar itu sebuah gubuk
sebagai tempat tinggal bersama istrinya. Dia hanya boleh melintasi jalan-jalan
tertentu di wilayah desa. Artinya, suami-istri ini ruang geraknya di desa akan
terbatas. Tidak hanya itu, pernikahan orang yang berpoligami itu juga tidak
akan dilegitimasi oleh desa, upacaranya pernikahannya tidak dipimpin oleh Jero
Kubayan yang merupakan pemimpin tertinggi di desa dalam pelaksanaan upacara
adat dan agama. Implikasinya, karena pernikahan itu dianggap tidak sah maka
orang tersebut juga dilarang untuk bersembahyang di pura-pura yang menjadi
emongan (tanggung jawab) desa adat. Mereka hanya diperbolehkan sembanyang di tempat
mereka sendiri.
Sistem Adat
Desa Penglipuran
Di desa Panglipuran terdapat dua sistem dalam pemerintahan
yaitu menurut sistem pemerintah atau sistem formal yaitu terdiri dari RT dan
RW, dan sistem yang otonom atau Desa adat.Kedudukan desa adat maupun desa
formal berdiri sendiri- sendiri dan setara. Karena otonom, desa adat mempunyai
aturan-aturan tersendiri menurut adat istiadat di daerah panglipuran dengan
catatan aturan tersebut tidak bertentangan dengan pancasila dan Undang-undang
pemerintah. Undang-undang atau aturan yang ada di desa panglipuran disebut
dengan awig-awig. Awig-awig tersebut merupakan implementasi dari landasan
operasional masyarakat panglipuran yaitu Tri Hita Karana. Tri Hita Karana
tersebut yaitu sebagai berikut.
1. Parhyangan adalah hubungan manusia dan tuhan. Meliputi
penentuan hari suci, tempat suci dan lain-lain.
2. Pawongan adalah hubungan manusia dan manusia. Meliputi
hubungan masyarakat panglipuran dengan masyarakat desa lain, maupun hubungan
dengan orang yang beda agama. Dalam pawongan bentuk-bentuknya meliputi sistem
perkawinan, organisasi, perwarisan dan lain-lain.
3. Palemahan adalah
hubungan manusia dan ligkungan, masyarakat Desa Penglipuran diajarkan untuk
mencintai alam lingkungannya dan selalu merawatnya, tidak heran kalau desa
panglipuran terlihat begitu asri. Dan memang pada umumnya masyarakat di Bali
sangat cinta terhadap alam, mereka menganggap manusia adalah makhluk yang
paling mulia dibandingkan hewan dan tumbuhan, sehingga manusia bertugas menjaga
alam semesta ini. Filsafat hubungan yang selaras antara alam dan manusia dan
kearifan manusia mendayagunakan alam sehingga terbentuk ruang kehidupan
terlihat jelas di Penglipuran dan daerah lain di Bali. Nilai estetika yang
ditimbulkan dari hubungan dari hubungan yang selaras dan serasi sudah menyatu
dalam proses alami yang terjadi dari waktu ke waktu. Oleh karena itu,
visualisasi estetika pada kawasan ini bukan merupakan barang langka yang sulit
dicari, melainkan sudah menyatu dalam tata lingkungannya.
http://basabalinunggalangpikayunanx.blogspot.co.id/2013/11/sejarah-bali-desa-adat-penglipuran.html
Desa Tengan Manggis Karang Asem
Tenganan adalah desa yang mempunyai keunikan
sendiri di Bali, desa yang terletak cukup terpencil dan terletak di Kecamatan
Manggis, Kabupaten Karangasem. Untuk mencapai desa ini melalui jalan darat dan
berjarak sekitar 60 km dari pusat kota Denpasar, Bali.
Desa ini sangatlah tradisional karena dapat bertahan dari
arus perubahan zaman yang sangat cepat dari teknologi. Walaupun sarana dan
prasarana seperti listrik dan lain-lain masuk ke Desa Tenganan ini, tetapi
rumah dan adat tetap dipertahankan seperti aslinya yang tetap eksotis. Ini
karena masyarakat Tenganan mempunyai peraturan adat desa yang sangat kuat, yang
mereka sebut dengan awig-awig yang sudah mereka tulis sejak abad 11 dan sudah
diperbarui pada tahun 1842.
![]() |
Suasana Desa Tenganan |
Ketika tempat wisata yang lain di Bali berkembang pesat seperti Pantai Kuta, Pantai Amed, yang sangat meriah dengan kehadiran hotel, café, dan kehidupan malamnya, Desa Tenganan tetap saja berdiri kokoh tidak peduli dengan perubahan zaman.
Warga di Desa Tenganan, Kabupaten Karangasem, Bali dan hasil
kerajinan tangan yang dijual untuk wisatawan.
Desa ini tetap bertahan dengan tiga balai desanya yang kusam
dan rumah adat yang berderet yang sama persis satu dengan lainnya. Tidak hanya
itu di desa ini keturunan juga dipertahankan dengan perkawinan antar sesama
warga desa. Oleh karena itu Desa Tenganan tetap tradisional dan eksotis,
walaupun masyarakat Tenganan menerima masukan dari dunia luar tetapi tetap saja
tidak akan cepat berubah. Pasalnya peraturan desa adat/awig-awig mempunyai
peranan yang sangat penting terhadap masyarakat Desa Tenganan.
Untuk memasuki Desa Tenganan sangatlah unik. Sebelum masuk
ke area Desa Tenganan, kita akan melalui sebuah loket. Di situ kita tidak
diharuskan membayar karena tidak ada tiket/karcis yang dijual.
Sebagai gantinya kita memberikan sumbangan sukarela berapa
saja seikhlas kita ke petugas di bangunan kayu yang semipermanen. Sebelum masuk
wisatawan harus melalui gerbang yang cukup sempit yang hanya cukup dilewati
oleh satu orang.
Warga Desa Tenganan, Kabupaten Karangasem, Bali.
Penghasilan penduduk Desa Tenganan juga tidak jelas berapa
pendapatannya, karena di sana masih menggunakan sistem barter di antara
warganya. Di sana banyak tanaman, sawah, kerbau yang bebas berkeliaran di
pekarangan rumah mereka.
Untuk mendongkrak potensi wisata, penduduk Desa Tenganan
banyak menjual hasil kerajinan kepada turis. Art shop juga dapat kita lihat
begitu kaki kita melangkah ke pintu masuk. Mereka menjual banyak kerajinan
seperti anyaman bambu, ukir-ukiran, lukisan mini yang diukir di atas daun
lontar yang sudah dibakar.
Paling terkenal adalah kain geringsing. Kain ini sangatlah
unik karena dengan sekilas memandang kita dapat langsung mengetahui kalau kain
tersebut memang buatan tangan. Kain ini termasuk mahal, dan hanya diproduksi di
Desa Tenganan saja.
Waktu pengerjaannya pun memerlukan waktu cukup lama, karena
karena warna–warna yang terdapat di kain gringsing ini berasal dari
tumbuh-tumbuhan dan memerlukan perlakuan khusus.
Suvenir Desa Tenganan, Kabupaten Karangasem, Bali.
"Walaupun banyak wisatawan yang semakin lama semakin
banyak untuk datang di desa ini, namun sayang belanja suvenir mereka masih
kurang," ungkap I Made, pelukis lukisan mini di atas daun lontar.
Berada di desa ini kita merasakan suasana yang aman dan
damai, para penduduk desa sangat ramah dan bersahabat. Kita dapat berkeliling
areal desa tersebut dan menyaksikan aktivitas mereka sehari-hari. Saat yang
paling tepat kita berada di sana pada saat sore hari, karena pada sore hari
biasanya penduduk Desa Tenganan sudah melakukan aktivitasnya.
Mereka berkumpul di depan rumahnya masing-masing atau mereka
keluar dan berkumpul bersama para penduduk yang lain. Pada kesempatan itu lah
kita dapat menyaksikan dan melihat tingkah laku dan adat budaya tradisional
mereka yang amat kental. Maka pantaslah jika mereka disebut dengan sebutan Bali
Aga atau Bali Asli.
Lukisan di atas daun lontar yang dibuat warga Desa Tenganan,
Kabupaten Karangasem, Bali.
Berikut tips untuk Anda yang berencana berkunjung ke Desa
Tenganan.
1. Biasanya pada bulan Juni diadakan upacara adat pesta
perang pandan. Acara ini menarik banget! Sayang saya belum sempat ke sini pada
saat acara berlangsung.
2. Setahu saya belum ada transportasi umum untuk mencapai
Desa Tenganan. Tetapi ke sini dapat dijangkau dengan sepeda motor atau mobil
pribadi.
3. Kerajinan khas desa adat Tenganan Pegringsingan selain
kain tenun, ada juga ukir/lukis daun lontar. Kerajinan ini sangat menarik untuk
dibeli karena unik untuk koleksi.
4. Seru deh kalau bisa berbaur dengan masyarakat lokal!
Masyarakat di sini ramah dan kita bisa mendapatkan banyak pelajaran hidup dari
kearifan lokal mereka.
http://travel.kompas.com/read/2014/01/20/1712571/Melihat.Bali.Sesungguhnya.di.Desa.Tenganan
Desa Celuk Sukawati Gianyar
Celuk adalah sebuah desa dengan hasil produksi seni
kerajinan perak yang tersohor, sehingga menjadi objek wisata identik sebagai
penghasil perak terkenal di Bali tidak itu juga diproduksi juga kerajianan
emas, bahkan sampai ke mancanegara. Sebagai desa terkenal kemudian menjadi
tujuan wisatawan domestik maupun asing, Celuk dapat dikunjungi, buka setiap
hari dari pagi sampai sore.
Para pelancong bisa datang dan berkunjung ke sini untuk
melihat dari dekat para seniman mengerjakan kerajinan tradisional ini,
berkreasi membuat perhiasan emas, perak dengan hasil produksi bermutu tinggi.
Anda bisa dengan mudah menemukan ataupun bisa membeli langsung
perhiasan-perhiasan di etalase yang dipajang langsung di workshop para
seniman.Dipastikan produk yang dihasilkan berkualitas baik dan bermutu tinggi.
Celuk termasuk wilayah Kecamatan Sukawati, kabupaten
Gianyar, lokasinya berada diantara desa Batubulan sebagi tempat pementasan tari
Barong dan pasar Sukawati, sehingga menjadi satu paket perjalanan terutama yang
suka shopping nelanjutkan untuk belanja oleh-oleh khas Bali bisa langsung ke
pasar Sukawati.
Berada di tempat strategis pada jalur pariwisata Batubulan –
Sukawati – Ubud – Kintamani, berada dalam jaringan pengrajin seperti desa
Batubulan, Batuan dan Mas. Ditempuh sekitar 30 menit atau dengan jarak 15 km
Timur Laut Denpasar. Jika anda sewa mobil di Bali ataupun tour menuju jurusan
Ubud atau Kintamani, tidak ada salahnya anda mengunjungi desa ini, karena anda
akan melewatinya.
Kerajinan perak di Celuk
Hampir semua penduduk celuk merupakan pengrajin emas dan
perak, terampil, kraetif, juga inovatif dalam seni mengembangkan kreasi desain
dan variasi terkait dengan kerajinan emas dan perak dimana hasil produksinya
telah memasuki pasar lokal, nasional merambah juga ke pasaran international.
Beragam jenis kreasi dan variasi perhiasan, baik sebagai cendramata maupun
komoditi ekspor diproduksi di desa ini seperti cincin, gelang, kalung,
anting-anting, giwang, bross dan berbagai jenis perhiasan lainnya. Suka wisata
belanja...coba mampir ke sini.
Hasil kerajinan emas dan perak dihasilkan di desa Celuk
memiliki kualitas yang bermutu tinggi serta mampu memproduksi dalam kuantitas
yang besar. Hampir semua keluarga, di setiap penduduk desa Celuk terampil dan
seni , dalam mengembangkan kreasi selalu melihat perkembangan pasar juga trend
yang ada. Karena objek wisata ini sudah terkenal dengan kerajinan peraknya,
setiap harinya banyak dikunjungi wisatwan domestik maupun asing.
Untuk mengunjungi Celuk, wisatawan bisa ikut paket full day
Kintamani - Ubud Tour adapun paket telah kami susun rute perjalanannya. Atau
wisatawan bisa sewa mobil + supir + bbm menentukan sendiri rute atau tempat
yang mau dipilih bisa juga setir sendiri kalau sudah tahu rute/ jalan ke tempat
tersebut, paket perjalanan tersebut kami sediakan, menggunakan kendaraan
private tidak digabung dengan peserta lain, sehingga perjalanan berikut
pengaturan waktu bisa lebih leluasa dan memungkinkan diatur sendiri.
Celuk memang berlokasi strategis, saat anda melakukan
perjalanan tour menuju ke objek wisata Kintamani ataupun jerusan ke Pura
Besakih, tempat ini bisa dilewati dan dijadikan sebagai destinasi alternatif,
bagi anda yang menyukai kerajinan seni perak pulau Dewata. Selain ikut tour
anda bisa juga sewa mobil di Bali, mengunjungi tempat-tempat menarik
sekitarnya.
Sebagai penyedia armada transportasi, kami menyediakan
lengkap berbagai jenis mobil sewa, tersedia lepas kunci maupun dengan supir.
Sejumlah rekreasi kami juga sediakan seperti Tiket watersport kami juga
sediakan dengan harga murah serta terjangkau, tempatnya terletak di wilayah
perairan Tanjung Benoa Nusa Dua, serta berbagai tiket petualangan bisa anda
booking pada website kami ini, rafting di Sungai Telaga Waja begitu pula sungai
Ayung menjadi pilihan populer bagi sejumlah wisatwan.
Mengagendakan kunjungan tour ke desa Celuk bisa setelah
kegiatan Odyssey Submarine Bali kegiatan
rekreasi kapal selam satu-satunya di pulau Dewata, kita diajak menyelam dengan
kedalaman 35 meter dari bawah permukaan air laut, lokasinya di pantai Labuhan
Amuk merupakan bagian wilayah Bali Timur, selepas kegiatan ini anda bisa
melanjutkan perjalanan ke Goa Lawah, Kertagosa, pasar seni Sukawati dan
terakhir ke Desa Celuk.
Keberadaan desa ini sudah kami masukkan ke daftar list objek
wisata di Bali, yaitu sejumlah tempat yang pantas anda kunjungi.
Desa Mas Ubud Bali
Layaknya daerah di Bali pada umumnya yang memiliki
pemandangan yang menakjubkan, daerah Gianyar juga memiliki pesona alam yang
begitu menggoda. Meski demikian, sebagian besar desa-desa di Gianyar terkenal
dengan keindahan seni dan kerajinannya. Beberapa seniman membuka museum lukis
di sini, seperti Museum Puri Lukisan dan ARMA Museum yang semakin menguatkan
Gianyar sebagai daerah seni di Bali. Anda bisa mendapatkan hasil karya seni
para seniman Gianyar di Pasar Seni Tradisional Ubud atau pun Pasar Sukawati.
Selain berbelanja di pasar, anda juga bisa mendapatkannya secara langsung dari
para pengerajin dengan datang langsung ke desa-desa di Gianyar. Anda yang ingin
membeli baju barong dengan harga murah, anda bisa mengunjungi Desa Beng yang
terkenal sebagai sentra kerajinan baju barong. Dan jika anda ingin membeli
berbagai ukiran, anda bisa mengunjungi ke Desa Mas.
art shopDesa yang berada bagian barat Gianyar ini telah
terkenal sebagai pusat kerajinan ukir-ukiran sejak zaman dahulu. Lokasinya yang
strategis dan terletak di jalur pariwisata membuat Desa Mas ramai dikunjungi
wisatawan. Dari Denpasar, anda hanya perlu menempuh jarak sejauh 20 km untuk ke
desa ini. Sedangkan dari Kuta desa ini berjarak 30 km dan 45 km dari Nusa Dua.
Di sisi kiri dan kanan jalan anda bisa melihat jejeran art shop yang memajang
beragam ukiran karya warga Des Beng. Sebagian masyarakat desa ini memiliki home
industri sebagai pengerajin ukiran kayu, baik itu patung atau pun
topeng.brahmana21-225x300
Patung-patung tersebut tidak hanya digunakan pajangan namun
juga digunakan sebagai arca dalam ritual dan memiliki simbol sosial serta
memiliki filosofi para penciptanya. Bahan-bahan pembuatan patung-patung tersebut tidak hanya berasal dari Bali, namun
juga dari Jawa. Kayu yang digunakan mulai dari kayu mahoni, cendana, eboni,
hingga kayu kelapa untuk patung tertentu.
Patung Brahma Lelare Sejarah Desa Mas dimulai dari
kedatangan Brahmana bernamaPedanda Sakti Bawu Rauh Majapahit yang datang ke
Bali untuk menyebarkan agama Hindu setelah terdesak Islam di Jawa. Ia
mengajarkan Mas Wilis, salah seorang penduduk, mengenai agama, seni-budaya, sosial, dan lainnya serta
memberi gelar Pangeran Manik Mas. Dan untuk menghormati sang Brahmana, Pangeran
Manik Mas kemudian mengadakan Pesraman atau Geria dengan berbagai macam
perlengkapannya. Sang Brahmana kemudian menancapkan tongkat tinggi atau pohon
tangi yang kini masih adal di Pura Taman Pule Mas untuk mengenang hal tersebut.
Ia juga memberi nama Desa Mas untuk desa tersebut.
pohon beringin di desa masKeunikan lain desa ini tidak hanya
dari berbagai ukiran yang dihasilkan. Hampir disetiap sudut desa dengan luas
8.3 Km² ini dipenuhi dengan pohon beringin besar, mulai dari dipinggir jalan
hingga di dalam pura dan pasar. Selain itu juga terdapat sebuah patung bayi
yang dibuat pada tahun 1989 oleh Bupati Gianyar, Bapak Cokorda Derana, dan
dikenal sebagai patung Brahma Lelare yang menjadi simbol kekuasaan. Sebuah
vihara bernama Vihara Amurya Bhumi juga dibangun di bawah jembatan dan terletak
persis di bibir sungai Sakah yang mengalir dari Desa Mas menuju ke laut.
vihara Amurya Bhumi Jadi selain anda bisa berbelanja patung
dan aneka ukiran, anda juga bisa melihat keunikan dan berwisata sejarah di Desa
Mas. Anda juga berkesempatan melihat proses pembuatan patung ukiran tersebut,
mulai dari pemilihan bahan, pembuatan yang penuh dengan ketelitian, hingga
menjadi barang yang bernilai seni tinggi dan siap untuk dipasarkan. Jika anda
membutuhkan penginapan, anda bisa menggunakan hotel murah di Bali
http://www.anythingbali.com/desa-mas-pusat-pengerajin-ukiran-di-ubud/
Sejarah Istana Kepresidenan Tampak Siring
Beritabali.com, Tampaksiring. Istana Kepresidenan
Tampaksiring berada pada ketinggian lebih kurang 700 meter dari permukaan laut,
berlokasi di atas perbuktian di Desa Tampaksiring, Kecamatan Tampaksiring,
Kabupaten Gianyar, Pulau Bali. Merupakan satu-satunya istana kepresidenan yang
dibangun masa pemerintahan Indonesia yang dibangun pada tahun 1957 - tahun
1960, sepenuhnya ditangani oleh putra-putra Indonesia, atas prakasa Presiden I
Republik Indonesia : Soekarno.
![]() |
Presiden soekarno dan Raja Bhumibol Adulyadej |
Nama Tampaksiring diambil dari dua buah kata bahasa Bali,
tampak (bermakna telapak) dan siring (bermakna miring). Menurut legenda yang
terekam pada daun lontar Usana Bali, nama itu berasal dari bekas tapak kaki
seorang raja yang bernama Mayadenawa. Kawasan hutan yang dilalui Raja
Mayadenawa dengan berjalan di atas kakinya yang dimiringkan itulah wilayah ini
dikenal dengan nama Tampaksiring.
Istana Tampaksiring dibangun secara bertahap, arsiteknya R.M
Soedarsono. Pertama kali dibangun adalah Wisma Merdeka dan Wisma Yudhistira
pada tahun 1957, dilanjutkan perampungan tahun 1963. Selanjutnya untuk
kepentingan kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN XIV, di Bali pada
tanggal 7 - 8 Oktober 2003, di bangun gedung baru dan merenovasi Balai
Wantilan, bangunan pintu masuk tersendiri yang dilengkapi dengan Candi Bentar,
Kori Agung, serta Lapangan Parkir berikut Balai Bengongnya.
Istana Tampaksiring difungsikan disamping untuk acara-acara
Presiden dan Wakil Presiden dalam hal kepemerintahan dan kenegaraan, juga
peruntukan untuk tempat peristirahatan bagi Presiden dan Wakil Presiden peserta
keluarga, serta bagi tamu-tamu negara. Menurut catatan, tamu-tamu negara yang
pernah berkunjung ke Istana Kepresidenan Tampaksiring, antara lain Presiden Ne
Win dari Birma (sekarang Myanmar); Presiden Tito dari Yogoslavia, Presiden Ho
Chi Minh dari Vietnam, Perdana Menteri Nehru dari India, Perdana Menteri Khruschev
dari Unit Soviet, Ratu Juliana dari Belanda dan Kaisar Hirohito dari Jepang.
Komplek Istana Kepresidenan Tampaksiring kini terdiri dari
lima gedung utama dan satu pendapa. Dua gedung utama diberi nama Wisma Merdeka
(1.200 meter persegi) dan Wisma Negara (1.476 meter persegi) yang dipisahkan
oleh celah bukit sedalam lebih kurang 15 meter namun terhubung dengan jembatan
sepanjang 40 meter, tiga gedung utama yang lainnya diberi nama Wisma
Yudhistira, Wisma Bima, dan ruang untuk konferensi, serta Balai Wantilan.
[bbn/sejarahbali.com/indonesia.go.id]
http://beritabali.com/read/2015/04/09/201504090003/Sejarah-Istana-Kepresidenan-Tampak-Siring.html
Backpacking ke Bali
Backpacking kini sudah menjadi gaya hidup tersendiri bagi
anak muda. Secara bahasa, backpacking artinya bepergian dengan menggunakan tas
punggung alias tas ransel saja, bukan koper yang diseret. Awalnya, backpacking
identik dengan pendaki gunung, namun kini para pelancong biasa pun makin banyak
yang menggemari tas ransel. Dalam dunia travelling, backpacking memiliki makna
yang lebih luas, yaitu gaya travelling yang mandiri, tidak mengandalkan agen
perjalanan alias travel agent. Bermodalkan buku panduan travelling sebelum era
smartphone, hingga kini ketika smartphone dan tablet menjadi sumber referensi
utama, backpacking terasa sangat menyenangkan sekaligus menantang karena Anda
bebas memilih tujuan wisata, namun dituntut untuk kreatif memilih sarana transportasi
menuju obyek wisata sekaligus mencari hotel yang nyaman namun sesuai budget.
Pura Ulun Danu Bratan di kawasan Bedugul,
![]() |
Pura Ulun danu |
salah satu pura
paling cantik di Pulau Bali
Pura Ulun Danu Bratan di kawasan Bedugul, salah satu pura
paling cantik di Pulau Bali
Bagi pemula, merancang jalan-jalan backpacking bisa menjadi
acara yang menguras otak dan mendebarkan. Lewat tulisan ini saya akan berbagi
ide backpacking yang murah namun menyenangkan. Destinasi paling lengkap
sekaligus ramah bagi backpacker adalah Bali. Sebagai tujuan wisata nomer 1 di
Indonesia, Bali memiliki beberapa kelebihan, yaitu destinasi yang beragam,
budaya yang unik, akses yang mudah, dan pilihan hotel dan sarana transportasi
yang lengkap, mulai dari yang paling murah hingga yang hanya terjangkau oleh
kalangan jet set.
Akses menuju Bali sangat mudah, bisa via darat, laut, maupun
udara. Paling nyaman dan cepat tentu naik pesawat, namun tentu saja biayanya
paling mahal. Tapi jangan khawatir, kalau Anda mau sabar dan jeli, Anda bisa
memanfaatkan tiket promosi dari maskapai berbiaya murah. Biasanya tiket ini
dijual jauh hari sebelumnya, bisa sampai satu tahun sebelumnya, dan bukan pada
saat peak season, yaitu akhir tahun dan tengah tahun pada saat musim liburan
anak. Harga tiket Jakarta-Denpasar paling murah sekitar 400 ribuan sekali
jalan. Kalau ingin lebih murah lagi, Anda bisa naik kereta api ekonomi dari
Jakarta ke Banyuwangi, kemudian disambung naik bis dari Banyuwangi ke Denpasar.
Total biaya sekitar 200 ribuan, namun waktu tempuhnya bisa 2 hari 1 malam.
Setelah beres dengan tiket, urusan berikutnya adalah mencari
penginapan. Untuk hal ini, mungkin Anda akan bingung karena banyaknya pilihan
hotel, mulai kelas dorm alias kamar asrama yang berisi beberapa ranjang hingga
hotel eksklusif yang harganya di atas 10 juta rupiah per malam. Pada umumnya,
para backpacker menginap di kawasan pantai Kuta, yang paling terkenal adalah
Jalan Poppies Lane. Lokasinya yang persis di sebelah pantai Kuta dan
dikelilingi kawasan pertokoan yang menjual souvenir serta warung makan,
menjadikan tempat ini selalu diburu para wisatawan. Di sini Anda bisa menemukan
hotel yang tarifnya di bawah 100 ribu semalam, tentu dengan fasilitas mendasar
seperti hanya kipas angin tanpa AC dan makan pagi hanya berupa roti tawar dan
selai, bahkan kadang tanpa makan pagi. Tapi umumnya kamarnya cukup bersih dan
terawat, tentu Anda juga harus jeli memilih. Untungnya kini dengan fasilitas
internet, Anda bisa memilih sekaligus memesan dengan mudah dengan website
layanan pemesanan hotel seperti agoda.com dan booking.com.
Pantai Kuta,
![]() |
sunset Pantai Kuta |
tujuan wisata nomer satu di Pulau Bali, tempat
favorit penginapan murah bagi kaum backpacker
Pantai Kuta, tujuan wisata nomer satu di Pulau Bali, tempat
favorit penginapan murah bagi kaum backpacker
Langkah selanjutnya adalah mencari sarana transportasi. Cara
terbaik berkeliling Bali adalah dengan menyewa motor atau mobil yang dikendarai
sendiri. Harganya pun cukup murah, motor bisa didapat dengan harga mulai 50
ribu per hari, di luar bensin tentunya. Sementara, mobil tanpa sopir alias
lepas kunci, bisa disewa mulai harga 150 ribu per hari. Kalau Anda tidak
khawatir tersesat atau ingin lebih rileks, mobil dengan supir bisa disewa
dengan harga mulai 225 ribu per 10 jam. Sebagai kawasan wisata yang tersohor,
petunjuk jalan di Bali sangat bagus, hampir di setiap persimpangan ada.
Kalaupun bingung, Anda bisa bertanya pada penduduk lokal yang ramah-ramah.
Kini, GPS di smartphone Anda pun bisa dimanfaatkan sebagai petunjuk jalan.
Setelah semua beres, tentunya Anda ingin segera berkeliling.
Idealnya, Anda perlu waktu minimal 3 hari 2 malam untuk menjelajah obyek-obyek
utama di Pulau Bali. Manfaatkan libur panjang kalau tak mau cuti, ingat pesan
tiket jauh-jauh hari untuk memperoleh harga termurah. Katakanlah Anda berangkat
dari Jakarta Sabtu subuh dan sampai di Denpasar sekitar pukul 8 pagi. Anda bisa
meminta penyedia jasa sewa motor atau mobil untuk menjemput Anda di bandara.
Selanjutnya Anda tinggal membayar sewa dan meninggalkan jaminan, umumnya KTP
atau paspor, lalu siap berkeliling.
Hari pertama Anda bisa memulai dari yang agak jauh yaitu
Bali Tengah dan Utara. Tujuan pertama adalah Danau Beratan alias Bedugul. Di
sini ada juga pura yang sangat cantik yaitu Pura Ulun Danu Beratan. Bisa
ditempuh dalam waktu 1,5 jam dari bandara, Bedugul menawarkan banyak aktifitas
yang menarik, mulai dari naik perahu berkeliling danau, naik jet ski, atau
sekedar makan-makan di restoran pinggir danau. Tiket masuk cukup 10 ribu saja,
namun tentu untuk perahu dan jet ski ada biaya lain. Puas dengan kawasan
Bedugul, Anda bisa langsung ke menuju pantai utara. Pantai yang paling terkenal
adalah Pantai Lovina, dimana Anda bisa menyaksikan lumba-lumba liar melompat
riang di tengah laut. Sayangnya, aktifitas ini harus dilakukan pagi hari
sekitar pukul 6, dengan biaya sekitar 100 ribu per orang. Kalau tak sempat,
Anda cukup berkunjung sejenak di pantai ini lalu lanjutkan perjalanan ke
Kintamani. Terletak di kawasan Gunung Batur dan Danau Batur, Kintamani
menawarkan pemandangan perpaduan gunung dan danau yang menawan. Dari Bedugul,
Kintamani bisa ditempuh dalam 1,5 jam kalau tidak melewati pantai utara. Harga
tiket cukup 10 ribu rupiah saja. Setelah Kintamani, Anda bisa melanjutkan
perjalanan ke Pura Besakih, kompleks pura terbesar di Pulau Bali. Harga
tiketnya murah, hanya 5 ribu saja. Jaraknya pun dekat dari Kintamani, cukup
setengah jam berkendara. Dari Pura Besakih, Anda bisa langsung kembali ke
Denpasar, ataupun mampir dulu di pasar souvenir terbesar yaitu Sukawati. Rute
hari pertama ini cukup melelahkan, jadi ada baiknya Anda langsung beristirahat
begitu sampai hotel.
Gunung Batur dan Danau Batur,
panorama indah di Pulau Dewata
Anda bisa lebih rileks di hari kedua. Pilihan rute yang
cukup santai namun banyak obyek menarik adalah Bali Selatan. Jaraknya
sebenarnya sangat dekat, dari Kuta menuju pantai paling selatan yaitu Uluwatu,
hanya sekitar setengah jam saja. Namun, karena banyak obyek menarik, waktu Anda
tak terasa akan habis di sini. Pantai Uluwatu berupa tebing tinggi dengan pura
di tepian tebing. Pemandangannya sangat dramatis, dengan ombak pantai selatan
yang memecah batuan karang di sekelilingnya. Anda bisa melanjutkan keliling
pantai alias beach hopping ke arah utara. Di sebelah Uluwatu ada Pantai Suluban
yang relatif sepi, namun sangat terkenal bagi para peselancar. Lalu ada Pantai
Dreamland yang juga menjadi favorit para peselancar, namun lebih ramai dan
luas. Selanjutnya ada Pantai Padang-padang yang popular gara-gara pernah
dipakai sebagai lokasi syuting grup band Michael Learns To Rock (MLTR). Di sisi
timur, pantai Nusa Dua juga layak dikunjungi. Kawasan ini bisa dibilang lokasi
elit karena acara-acara resmi tingkat nasional maupun internasional selalu
mengambil tempat di resor-resor pantai ini. Di dekat Nusa Dua ada Pantai Sanur
yang menjadi favorit untuk melihat matahari terbit alias sunrise. Yang juga tak
boleh dilupakan adalah Pantai Jimbaran. Di sini Anda bisa makan seafood di tepi
pantai sembari menikmati matahari terbenam alias sunset. Sayangnya harga
makanannya sangat mahal. Tak hanya pantai, Anda juga bisa berkunjung ke kawasan
Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK), tempat patung raksasa Dewa Wisnu
mengendarai Garuda. Biaya masuk GWK sekitar 25 ribu rupiah, sementara
pantai-pantai di daerah Bali Selatan rata-rata menerapkan harga tiket 5 ribu
rupiah atau bahkan gratis.
Pantai Suluban
yang eksotis, pantai berpasir berpadu tebing
tinggi, favorit penggemar olahraga selancar alias surfing
Hari terakhir adalah saatnya untuk bersantai sembari
berkeliling kawasan Kuta. Anda bisa menyusuri Pantai Kuta, Seminyak, hingga
Pantai Tanah Lot yang legendaris. Di sini Anda bisa menikmati pemandangan pura
yang ada di bukit karang di tepi pantai. Pada saat sunset, siluet batu karang
dan pura terlihat sangat cantik. Harga tiket masuk sedikit lebih mahal yaitu 8
ribu rupiah. Tanah Lot bisa dicapai dalam setengah jam dari Pantai Kuta.
Alternatif lain adalah berkunjung ke Ubud. Cukup satu jam perjalanan dari
Pantai Kuta, Ubud menawarkan pemandangan sawah-sawah hijau yang
bertingkat-tingkat atau sering disebut terasering. Foto-foto terasering Ubud
sudah sangat mendunia sehingga turis asing selalu tertarik datang ke Ubud.
Selain itu, Ubud juga terkenal sebagai kawasan seni di Bali. Banyak maestro
pelukis dunia yang memilih menetap dan berkarya di Ubud, seperti Antonio
Blanco. Anda bisa berkunjung ke museumnya dan membayar tiket masuk 30 ribu
rupiah. Selain museum, Anda juga bisa berwisata ke Hutan Sangeh, tempat
monyet-monyet liar dibiarkan bebas. Di sini Anda harus hati-hati, karena
monyet-monyet ini juga suka merebut barang-barang milik pengunjung. Untuk masuk
ke Sangeh, Anda harus membayar 20 ribu rupiah.
Sawah bertingkat-tingkat alias terasering yang banyak
menghiasi landscape Pulau Bali
Bali juga banyak menyediakan wisata-wisata minat khusus.
Untuk Anda penggemar olahraga pemacu adrenalin, wisata seperti arung jeram,
off-road, dan ATV tour, bisa membeli paketnya dari tour dan travel agent yang
banyak terdapat di Kuta. Pada umumnya paket sudah termasuk antar jemput dari
hotel di kawasan Kuta sekitarnya dan makan siang. Ada juga paket wisata bahari
seperti jet ski, flying fish, atau sekedar cruising ke Pulau Nusa Penida dan
Nusa Lembongan. Untuk penggemar olah raga selam, Bali memiliki spot yang sangat
terkenal yaitu Tulamben, tempat bangkai kapal alias shipwreck USAT Liberty yang
masih lumayan utuh. Untuk menyelam, tentu Anda harus bersertifikat dahulu,
kalau belum banyak penyedia jasa pelatihan selam bersertifikat internasional di
Bali. Kalau Anda hanya ingin menyaksikan tarian-tarian Bali yang terkenal
seperti Tari Kecak, Anda juga bisa memesan paket di sini.
Wisata bahari ke Pulau Nusa Penida dan Nusa Lembongan bisa
menjadi alternatif kalau Anda memiliki budget lebih
Oya, harga makanan di Bali memang lebih mahal dari harga
makanan di Jawa, rata-rata minimal sekitar 10-20 ribu sekali makan di warung
biasa. Untuk umat muslim, makanan halal masih banyak, umumnya dijual oleh orang
Jawa Timur atau Lombok. Biasanya mereka menulis logo halal di restorannya.
Kalau dihitung-hitung, Anda bisa backpacking sendiri ke Bali
selama 3 hari 2 malam dengan biaya sekitar 1,5 juta termasuk tiket pesawat
Jakarta-Denpasar p.p. Tentu dengan asumsi Anda dapat harga tiket termurah,
menginap di hotel backpacker murah, dan berkeliling naik motor ke obyek wisata
standar. Kalau Anda membeli paket wisata seperti arung jeram, tentu biayanya
lebih dari itu.
Setelah puas berkeliling, jangan lupa untuk mengembalikan
motor atau mobil sebelum meninggalkan Bali. Anda bisa membuat perjanjian untuk
mengembalikan kendaraan di bandara, jadi Anda tak perlu menyewa taksi untuk
kembali ke bandara. Selamat backpacking, dijamin Anda akan ketagihan.
Tari Kecak Bali
Tari kecak merupakan Salah satu jenis tari tradisional dari
bali yang sangat memukau para penonton. Keunikan dari gerakan serta kemistikan
dalam pertunjukan membuat tarian ini sangat istimewa bagi kalangan wisatawan
baik domestik maupun mancanegara yang menyaksikannya saat menyambangi Pulau
Bali. Tak heran jika tarian yang diciptakan oleh Wayan Limbak ini sangat
terkenal hingga ke mancanegara.
Pengertian
Tari kecak adalah salah satu jenis kesenian tradisional dari
Bali yang diciptakan pada kisaran tahun 1930 oleh seorang penari sekaligus
seniman dari Bali yakni Wayan Limbak. Sebagai seorang seniman tentu saja Wayan
Limbak sangat akrab dengan para seniman lain, sebut saja Walter Spies yang
merupakan seorang pelukis dari negara Jerman merupakan salah satu teman akrab
Wayan Limbak. Kedua sahabat inilah yang menjadi pencetus tari kecak yang sangat
terkenal hingga saat ini.
tari-kecak-tarian-tradisional-bali
Tarian yang kerap dimainkan oleh laki-laki ini kini menjadi
salah satu icon kebudayaan Bali yang cukup mendapat sanjungan oleh para
wisatawan yang berkunjung ke Bali.
Meskipun gerakan yang dilakukan oleh para penari tergolong
sangat sederhana, namun pembawaan para penari yang berjumlah cukup banyak mulai
dari puluhan hingga ribuan orang membuat gerakan yang dimainkan tergolong
sangat unik dan menarik.
Pementasan dan pertunjukan tari tradisional dari bali ini
dapat dengan mudah kita saksikan di beberapa wilayah Bali seperti Uluwatu,
Garuda Wisnu Kencana, Ubud, dan Gianyar Bali.
Ekspresi para penari nan memukau membuat para penonton
tercengang akan penampilan mereka. Di lain sisi musik pengiring hampir tidak
ada, hanya suara dan lantunan kata-kata yang berbunyi “cak-cak-cak-cak”
terdengar dalam mengiringi gerakan tarian.
Jika kita dapat menyaksikan tari kecak dari awal hingga
akhir, maka kita akan memahami mengenai alur cerita yang disajikan dari
gerakan-gerakan pementasan oleh para penari.
Antusias masyarakat Bali akan keberlangsungan dan
kelestarian kesenian tradisional membuat banyak orang belajar dan tertarik
untuk melakukan tarian yang diciptakan oleh Wayan Limbak ini. Tak heran jika
hampir semua pemuda bali khususnya para laki-laki mampu melakukan gerakan
tarian ini dengan cara duduk melingkar. Para penari mengenakan pakaian khas
bercorak kotak-kotak hitam putih mirip dengan papan catur.
Dari tahun 1970 tari kecak terus mengalami peningkatan,
bahkan pemerintah daerah setempat menjadikan tari ini sebagai icon budaya
masyarakat Bali.
Sejarah dan Perkembangan
Tari kecak merupakan tarian yang dicetuskan dan diciptakan
oleh seniman asal Bali yakni Wayan Limbak dan seorang sahabatnya dari Jerman.
Pada awal kemunculan nya jenis tari ini tercipta secara tidak sengaja yang
diambil dari sebuah tarian adat pemujaan yang dikenal dengan sebutan Shangyang.
Sanghyang adalah jenis tarian tradisional Bali yang dilakukan dalam upacara
religi seperti menolak bala serta mengusir suatu wabah penyakit.
Dari sebuah pementasan Sanghyang inilah kemudian Wayang
Limbak bersama Walter Spies berinovasi menciptakan sebuah gerakan tari sebagai
salah satu wujud kecintaan mereka terhadap budaya dan kesenian Bali.
Salah satu jenis kesenian tari ini disajikan oleh para
penari yang duduk melingkar serta mengucapkan kata “cak-cak-cak-cak” secara
serentak, karena ini pula tarian ini diberi nama dengan sebutan “tari kecak”.
Gerakan tangan yang disajikan dalam pertunjukan sebenarnya mengisahkan sebuah
cerita Ramayana yakni pada peristiwa Dewi Shinta diculik oleh Rahwana. Hingga
akhir pertunjukan biasanya tari ini menyajikan kisah pembebasan Dewi Sintha
dari tangan Rahwana.
Guna mendukung cerita yang disajikan maka dalam pertunjukan
tari tradisional Bali juga harus terdapat beberapa tokoh yang memerankan peran
utama sebagai Hanoman, Sugriwa, Dewi Shinta, Rhama, dan Rahwana.
Pada tahun 70-an Wayang Limbak bekerja keras guna
mempromosikan dan mengenalkan tari kecak hingga ke mancanegara. Selain
mengenalkan keunikan dalam pementasan tarian ini tentu saja daerah asal
kesenian ini ikut melambung di dunia Internasional yang kemudian menarik para
wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke Bali.
Dalam perkembangannya pertunjukan tari yang juga
menceritakan kisah pewayangan ini dimainkan oleh laki-laki yang berjumlah tak
terbatas. Ada kalanya disajikan oleh puluhan orang namun dalam acara tertentu
ada pula yang dipertunjukkan secara massal oleh ribuan penari.
Perkembangan tari kecak dari awal terciptanya hingga kini
memang bisa dikatakan cukup membanggakan. Selain antusias masyarakat Bali
terhadap seni garapan Wayan Limbak ternyata para wisatawan yang berkunjung ke
Bali juga sangat tertarik dalam menyaksikan sebuah pertunjukan gerak seni ini.
Tak heran jika pemerintah daerah setempat menjadikan tari kecak sebagai salah
satu icon kesenian dan kebudayaan daerah.
The Monkey Dance juga diberikan sebagai sebutan tari
tradisional Bali yang satu ini. Hal ini diberikan karena salah satu adegan
dalam pertunjukan tari tersebut menggunakan properti api serta tokoh utama yang
berperan sebagai kera/ Hanoman.
Fungsi Tari Kecak
Seperti telah tertuliskan di atas, tari kecak merupakan
tarian yang berasal dari kreasi upaca shangyang. Karena upacara shangyang
merupakan jenis kegiatan sakral dan hanya boleh dilakukan di Pura maka Wayan
Limbak berinovasi dari inspirasi gerakan shangyang menjadi gerakan tari yang
terkenal hingga ke mancanegara.
Adapun fungsi tari kecak dapat kita kelompokan secara garis
besar sebagai berikut.
Sebagai sarana hiburan
Penciptaan gerakan tarian ini secara sadar dilakukan guna
mempertunjukkan suatu kesenian khas bali pada masyarakat umum. Tarian ini
bertujuan sebagai sarana hiburan baik bagi masyarakat setempat maupun bagi para
wisatawan yang berdatangan ke Bali.
Usaha melestarikan kebudayaan
Dalam tarian yang berawal dari upacara Sanghyang ini juga
terdapat kisah dan cerita yang tersirat dari awal hingga akhir pertunjukan.
Cerita pewayangan yang di angkat dalam sebuah gerakan tari merupakan inovasi
baru dalam usaha melestarikan kebudayaan Hindu khususnya dalam kisah Ramayana.
Alat Musik Pengiring
Hampir tidak ada alat musik pengiring tari kecak kecuali
suara gemerincing serta suara dari para penari yang berbunyi “cak-cak-cak-cak”.
Meskipun tidak ada alat musik khusus sebagaimana tarian lain namun justru
disini letak keunikan tari tersebut.
Suara yang bersahut-sahutan dan kadang kala kompak membuat
nada-nada unik yang sangat menarik utuk didengarkan seiring gerakan tarian yang
dilakukan oleh para penari.
Suara gemerincing terdengar dari properti tari yang
dikenakan oleh para penari khusunya tokoh utama dalam seni pertunjukan khas
Bali tersebut.
Properti Apa Saja Dalam Tari Kecak?
Sama halnya dengan tari serampang dua belas dan tari
gambyong surakarta, tari kecak juga memiliki
properti khas yang menjadi ciri khas dalam sebuah pertunjukan kesenian
tradisional. Adapun properti yang biasa digunakan dalam pertunjukan antara lain
sebagai berikut:
Selendang
Selendang atau kain yang dikenakan oleh para penari tari
kecak memiliki corak kotak-kotak dengan warna hitam putih menyerupai papan
catur.
Gelang kincringan
Properti ini dikenakan baik pada pergelangan tangan dan
sebagian juga pada pergelangan kaki. Gelang kicringan ini yang menimbulkan
bunyi gemerincing pada saat gerakan tari dilakukan.
Tempat sesaji
Adanya tempat sesaji sebagai properti tari kecak menjadikan
tarian ini sangat unik dan terlihat sakral. Terlebih asal usul gerakan tari
yang berasal dari sebuah upacara adat Sanghyang membuat tarian ini juga
terlihat mistis dikalangan para penonton.
Topeng
Minimal terdapat 3 topeng yang dikenakan oleh penari utama
yang berperan sebagai tokoh Hanoman, Sugriwa, dan Rahwana pada cerita yang
disajikan selama tarian berlangsung.
Keunikan Tari Kecak
Secara garis besar dalam seni pertunjukan tari kecak
terdapat beberapa keunikan, keunikan tersebut antara lain terdapat pada:
1 Gerakan
Gerakan tarian yang ada dalam sebuah pertunjukan baik di
Garuda Wisnu Kencana (GWK), Ubud, maupun tempat lain terlihat seperti seseorang
yang tengah melakukan suatu pemujaan pada upacara Shangyang.
2 Musik pengiring
Musik pengiring dalam tari kecak memang tergolong sangat
unik. Karena hampir tidak ada alat musik yang dimainkan guna mengiringi
pertunjukan. Musik yang terdengar pada sajian tarian khas dari Bali yang satu
ini hanya terdengar dari gemerincing gelang grincingan yang dikenakan oleh para
penari. Sementara suara lain hanya bersumber dari mulut para penari yang seolah
saling bersahutan mengucapkan “cak-cak-cak-ke-cak-cak-cak”.
3 Drama
Drama yang dimainkan dalam pementasan merupakan cerita
Ramayana yang mengisahkan usaha pembebasan Dewi Shinta dari tangan Rahwana yang
dilakukan oleh Rama dan beberapa sahabatnya.
Cerita Dalam Tarian
Sebagaimana telah kita sebutkan di atas, pertunjukan tari
kecak yang berfungsi sebagai usaha melestarikan kebudayaan disini alur cerita
yang disajikan dalam suatu pementasan biasanya berupa kisah diculiknya Dewi
Shinta oleh Rahwana, dan usaha Rama dalam membebaskan Dewi Shinta dari tangan
Rahwana. Secara garis besar terdapat 5 bagian cerita yang mengisahkan demikian:
- Bagian 1
Menceritakan tentang keberadaan Rama dan Dewi Shinta di
dalam hutan yang kemudian disusul kemunculan kijang emas. Dalam akhir cerita
bagian 1 ini Shinta berhasil diculik oleh Rahwana dan dibawa ke Alengka yang
menjadi kerajaan Rahwana.
- Bagian 2
Pada bagian kedua ini Dewi Shinta ditawan di lingkungan
kerajaan Alengka dengan dijaga Trijata yang merupakan keponakan dari Rahwana.
Dalam adegan ini terlihat Shita bersedih hati akan peristiwa yang tengah
menimpanya serta sangat berharap kedatangan Rama membebaskan dirinya dari
Rahwana.
Pada bagian ini pula Hanoman muncul sebagai utusan Rama dan
mengisyaratkan kepada Dewi Shinta bahwa Rama akan datang dan menyelamatkan
dirinya. Pada akhir bagian kedua ini Hanoman mempora-porandakan bangunan
keraton Alengka dengan membakar beberapa bangunan keraton serta taman.
- Bagian 3
Mengisahkan tentang kedatangan Rama ke negeri Alengka dengan
bala tentaranya untuk membebaskan Dewi Shinta dari sekapan Rahwana. Pada awal
pertempuran pihak Rama mengalami kekalahan melawan pasukan Rahwana.
Setelah memanjatkan doa kepada Sang Dewa datanglah burung
garuda menyelamatkan Rama dari pengaruh sihir yang dilakukan oleh keturunan
Rahwana.
- Bagian 4
Pertempuran antara Rama dan Rahwana kembali terjadi dan
semakin seru. Pada bagian ini Sugriwa yang diperintahkan Raja Rama berhasil
mengalahkan Megananda.
- Bagian 5
Merupakan pucak dari pertunjukan tari kecak dimana
menceritakan tentang kemenangan Rama atas Rahwana sehingga berhasil menemukan
Dewi Shinta dan membebaskannya dari Rahwana. Cerita diakhiri dengan bertemunya
kembali Rama dan Dewi Shinta serta beberapa pasukan pihak Rama seperti Hanoman
dan Sugriwa.
Kesimpulan
Pengertian Tari kecak adalah salah satu jenis kesenian
tradisional dari Bali yang diciptakan pada kisaran tahun 1930 oleh seorang
penari sekaligus seniman dari Bali yakni Wayan Limbak. Selain antusias
masyarakat Bali terhadap seni garapan Wayan Limbak ternyata para wisatawan yang
berkunjung ke Bali juga sangat tertarik dalam menyaksikan sebuah pertunjukan
gerak seni ini. Tak heran jika pemerintah daerah setempat menjadikan tarian ini
sebagai salah satu icon kesenian dan kebudayaan daerah.
Tari tradisional Bali ini berfungsi sebagai sarana hiburan
sekaligus usaha melestari kebudayaan Hindu di Bali. Dalam tarian ini hampir
tidak ada alat musik pengiring kecuali suara gemerincing serta suara
“cak-cak-cak-cak” dari para penari.
Adapun properti yang digunakan dalam tarian ini antara lain
kain kotak-kotak, topeng, gelang kicringan, serta tempat sesaji. Sendra tari
ini menceritakan tentang kisah Ramayana yakni peristiwa diculiknya Dewi Shinta
oleh Rahwana hingga pembebasannya yang dilakukan oleh Rama beserta pasukannya.
http://www.senitari.com/2015/07/tari-kecak-sejarah-gerakan-kesenian-tradisional-bali.html
“Calonarang” (dharma vs adharma)
“ Calonarang ” merupakan salah satu tarian sakral umat hindu
di Bali yang sangat terkenal. Memiliki cerita yang menarik, pada tarian ini
seringkali menampilkan adegan-adegan cerita yang sangat menegangkan dan
mengandung unsur magis yang membuat tarian ini semakin diminati oleh masyarakat
untuk ditonton.
Pertunjukan tari “Calonarang” identik dengan cerita antara
perang dharma (kebaikan) melawan adharma (keburukan).
Calonarang sendiri merupakan adaptasi dari cerita semi
sejarah dari zaman pemerintahan raja Airlangga di Kahuripan (Jawa timur) pada
abad ke IX. Ada beragam versi cerita
yang dikisahkan mengenai
Calonarang.
Dalam versi Bali Calonarang dikisahkan Walunateng Dirah
sakit hati dan murka. Putrinya yang bernama Ratna Manggali ditolak secara tidak terhormat lamarannya oleh Raja
Airlangga . Karena Diah Ratna Mangali diduga bisa ngelelak (ilmu hitam), dengan
di dasarkan pada hukum keturunan yaitu kalau Ibunya bisa ngeleak maka
anaknyapun mewarisi ilmu leak itu.
Walunateng Dirah bersama murid-muridnya yang lain menuju
kuburan keramat Setra Gandamayu menggelar ritual ilmu hitam ngreh-ngleak untuk
menebarkan wabah penyakit ke Kerajaan Kediri.
Banyak rakyat mati mendadak tanpa jelas sebab akibatnya.
Rakyat Kediri diliputi suasana mencekam. Rakyat makin resah dan akhirnya
menghadap Patih Taskara Maguna melaporkan apa yang terjadi. Atas perintah Prabu
Airlangga dan permintaan rakyat yang ditimpa musibah terus-menerus, dengan
gagah berani Patih Taskara Maguna diiringi dua punakawan (abdi pendamping)
bergegas menuju Negeri Dirah.
Ratu Dirah (Walunateng Dirah) menyambut kedatangan Patih
Taskara Maguna. Mereka bertempur sangat dasyat.
Walunateng Dirah mengeluarkan ilmu Dharma Weci merubah wujud
menyerupai Durga yang seram (Rangda), sedangkan Patih Taskara Maguna dengan
kesaktiannya Dharma Sadu merubah wujudnya menjadi Banaspati Raja atau Barong.
Kekuatan Rangda akhirnya berhasil disucikan kembali oleh kekuatan suci Barong.
Simbolis Barong dan Rangda Dalam masyarakat Bali, Rangda dan
Barong adalah simbol tarian abadi semesta. Kedua kekuatan ini senantiasa ada
dan berdampingan mencari titik keseimbangan. Dipercaya juga bahwa dua kekuatan
Rangda dan Barong ada dalam diri manusia, keduanya yang tiada henti bertarung,
sampai akhirnya pikiran manusia menemukan harmoni.
Dari segi tempat pementasan, pertunjukan Calonarang biasanya
dilakukan dekat kuburan ( Pura Dalem ) atau pada Pura Puseh dan Pura Desa,
setiap ada upacara piodalan jelih pada masing-masing di pura tersebut. dan
arena pementasannya selalu dilengkapi dengan sebuah balai tinggi ( trajangan)
dan pohon papaya.
Bila ingin menonton pertunjukan ini diwajibkan untuk
menggunakan pakaian adat lengkap seperti
pakaian untuk ke pura. Siapa saja boleh datang untuk menonton pertunjukan ini,
Perlu di ingat bagi wanita yang sedang haid (menstruasi) tidak diperbolehkan hadir
untuk menonton.
http://blog.kura2guide.com/calonarang-balinese-dance/?lang=in
10 Makanan Khas Bali yang Wajib Kamu Coba jika Liburan ke Bali
Makanan Khas Bali
Kurang lengkap rasanya liburan di Bali kalau kamu belum
mencicipi kuliner khas Bali. Masakan Bali memiliki daya tarik tersendiri bagi
para foodies karena selalu di racik dengan bumbu rempah-rempah yang kuat dan
pedas. Kali ini kami mengumpulkan 10 Makanan Khas Bali yang Wajib Kamu Coba dan
di mana kamu dapat menemukan masakan ini. Siap berkuliner di Bali? Yuk!
1. Ayam Betutu
Siapa yang tidak pernah mendengar tentang Ayam Betutu? Menu
yang satu ini tidak boleh dilewatkan dalam daftar wisata kuliner kalian di
Bali. Ini sudah menjadi icon makanan khas Bali.
Jika kamu suka masakan pedas, bersiaplah untuk jatuh cinta
dengan Betutu yang berlimpahkan rempah-rempah dengan tekstur pedas yang bikin
ketagihan!
Uniknya, bumbu tersebut dimasukan ke bagian dalam perut ayam
kampung. Lantas dagingnya dibungkus dengan daun pisang dan dipanggang
menggunakan bara api sekam yang memakan waktu hingga 24 jam, agar bisa
menghasilkan rasa gurih, lembut dan pedas yang otentik.
Oh ya, Betutu ini tidak selalu identik dengan daging ayam,
ada juga lho yang menggunakan bebek.
Berbeda dengan sate pada umumnya yang dagingnya ditusuk,
Sate Lilit justru dibuat dengan cara di lilit. Sebelumnya, daging akan
dicincang halus terlebih dahulu dan di ramu dengan bumbu Bali. Kemudian, di
lilitkan di batang daun serai atau tangkai bambu. Rasanya di jamin empuk dan
gurih! Terlebih pada sate lilit yang menggunakan batang daun serai, kamu akan
mencium bau wangi yang sedap.
Pada umumnya daging yang digunakan, antara lain daging ayam,
babi, ataupun ikan tenggiri. Namun, sate lilit dengan daging ikan tenggiri lah
yang menjadi primadona di Bali
3. Lawar Kuwir
Lawar merupakan campuran sayur-sayuran dan daging cincang
yang di ramu khusus menggunakan bumbu khas Bali.
Memang pada umumnya Lawar diolah dengan menggunakan campuran
daging babi, namun ternyata bebek entog (kuwir) juga menjadi daging alternatif
yang di favoritkan oleh masyarakat Bali.
Biasanya daging entog yang sudah dicincang akan dicampur
dengan potongan-potongan sayur kacang panjang dan parutan kelapa serta dilumuri
bumbu Bali.
Lawar Kuwir ini akan lebih nikmat jika disantap dengan nasi
putih hangat bersama sate lilit, kacang tanah, suwiran Ayam Betutu, dan
semangkok jukut ares (sayur batang pisang).
4. Babi Guling

Warna kulit Babi Guling yang kecoklatan sungguh renyah di
lidah. Apalagi dagingnya yang begitu empuk dan kaya rempah-rempah. Uniknya,
bumbu basa genep Bali dan sayur daun ketela pohon dimasukan ke dalam perut babi
dan diguling di atas bara api.
Menu Babi Guling biasanya disajikan dengan nasi putih hangat
bersama lawar, sate lilit, dan semangkuk kecil jukut ares.
5. Nasi Campur Ayam Bali
Jika kamu tidak memiliki cukup waktu untuk mencicipi semua
menu di atas, kamu bisa menikmati beragam kuliner khas Pulau Dewata sekaligus
dalam satu piring, loh!
Sate lilit, suwiran ayam sisit bumbu Basa Genep Bali, sayur
urap, dan lawar ayam siap untuk disantap menemani nasi putih hangat. Nikmati
kelezatan Nasi Campur Ayam Bali, ketika kalian mencampurnya dengan sambel matah
dan sambel embe khas Bali.
Menariknya lagi, menu ini selalu tampil dengan lauk yang
bervariasi di setiap rumah makan di Bali, misalnya ada yang menghidangkannya
dengan ayam betutu, telur sambal tomat, kulit ayam goreng, daun umbi pedas,
ikan pindang, maupun taburan kacang tanah goreng.
6. Rujak Kuah Pindang dan Rujak Bulung
Sudah pernah mencicipi rujak dengan bumbu kuah ikan tuna? Di
Bali, kalian bisa mencoba kuliner unik yang banyak dijual di warung kecil di
pinggir-pinggir jalan.
Rasakan sensasi pedas sekaligus segar di lidah, saat kamu
menyantap irisan mangga dengan campuran Kuah Pindang dan cabe super pedas.
Tidak hanya mangga, kamu juga bisa mengganti isiannya dengan campuran berbagai
jenis buah atau bahkan rumput laut.
Di Bali, rujak rumput laut yang menggunakan bumbu kuah
pindang ini dikenal dengan nama Rujak Bulung. Selamat mencoba sensasi segar
yang muncul dari kombinasi rumput laut dan kuah pindang!
Apabila di negeri barat sana terkenal dengan salad dan di
Jawa sangat identik dengan sayur urap, Bali tidak kalah identik dengan kuliner
sayur-sayuran khas bernama Serombotan. Kuliner khas Klungkung ini menyajikan
campuran sayur-sayuran seperti kacang panjang, bayam, kangkung, buncis, terong
bulat, tauge, dan pare.
Sementara itu bumbunya dikenal dengan nama Kalas, yakni
semacam santan berisi campuran kunyit tumbuk, lengkuas, bawang merah, bawang
putih, ketumbar dan kencur. Bumbu ini dikombinasikan lagi dengan bumbu kacang
dan bumbu pedas.
Kalian mungkin sudah cukup familiar mendengar kuliner Tipat
Cantok di Bali. Namun bagaimana dengan Tipat Blayag khas Buleleng?
Bentuk Tipat Blayag tidak diulat layaknya ketupat persegi,
tetapi lebih mirip lontong yang dililit memanjang dengan janur muda atau daun
enau muda. Tidak seperti tipat cantok yang menggunakan bumbu kacang, Blayag
memiliki bumbu yang berasal dari olahan tepung beras dan campuran bumbu bali.
Tekstur bumbunya yang sangat kental mirip santan ini sangat nikmat ketika
bertemu potongan-potongan tipat blayag, sayur urab, ayam sisit, gorengan ceker
ayam, kerupuk kulit ayam, dan kacang kedelai.
Bagi kalian yang ingin menikmati makanan murah meriah di
Bali, maka kami rekomendasikan Nasi Jinggo. Yang khas dari Nasi Jinggo Bali ini
adalah kemasannya yang dibungkus oleh daun pisang dan sambalnya yang super
pedas. Nasinya disajikan hanya sekepalan tangan orang dewasa, sementara lauk
pauknya umumnya terdiri dari daging ayam suwir, mie goreng, dan tempe goreng.
Kamu tidak akan merasa kenyang dengan hanya menyantap satu bungkus Nasi Jinggo.
Tidak ada yang tahu pasti makna dari istilah Jinggo
(Jenggo), namun konon berasal dari bahasa Hokkien jeng go yang artinya seribu
lima ratus. Memang pada tahun 1997, ketika nasi ini mulai populer, sempat di
bandrol dengan harga Rp 1.500, tapi sekarang rata-rata dijual di kisaran Rp
3,000 – Rp 5,000.
10. Nasi Tepeng
Nasi Tepeng adalah makanan khas dari Gianyar yang di sajikan
cukup lembek seperti bubur. Racikan bumbu rempah-rempah ala Bali yang disiram
di atas Tepeng menjadi daya pikat utamanya. Tak heran rasa pedasnya itu ampuh
menggoyang lidah.
Kacang panjang, kacang merah, nangka muda, terong, daun
kelor, dan kelapa parut adalah beberapa sayuran yang kerap melengkapi Nasi
Tepeng ini. Sementara untuk lauk pauknya biasanya ada telur dan suwiran ayam
goreng. Cara penyajiannya pun unik, yakni dengan menggunakan daun pisang.
http://liburanbali.net/makanan-khas-bali/
Subscribe to:
Posts (Atom)