Desa Mas Ubud Bali

Layaknya daerah di Bali pada umumnya yang memiliki pemandangan yang menakjubkan, daerah Gianyar juga memiliki pesona alam yang begitu menggoda. Meski demikian, sebagian besar desa-desa di Gianyar terkenal dengan keindahan seni dan kerajinannya. Beberapa seniman membuka museum lukis di sini, seperti Museum Puri Lukisan dan ARMA Museum yang semakin menguatkan Gianyar sebagai daerah seni di Bali. Anda bisa mendapatkan hasil karya seni para seniman Gianyar di Pasar Seni Tradisional Ubud atau pun Pasar Sukawati. Selain berbelanja di pasar, anda juga bisa mendapatkannya secara langsung dari para pengerajin dengan datang langsung ke desa-desa di Gianyar. Anda yang ingin membeli baju barong dengan harga murah, anda bisa mengunjungi Desa Beng yang terkenal sebagai sentra kerajinan baju barong. Dan jika anda ingin membeli berbagai ukiran, anda bisa mengunjungi ke Desa Mas.


art shopDesa yang berada bagian barat Gianyar ini telah terkenal sebagai pusat kerajinan ukir-ukiran sejak zaman dahulu. Lokasinya yang strategis dan terletak di jalur pariwisata membuat Desa Mas ramai dikunjungi wisatawan. Dari Denpasar, anda hanya perlu menempuh jarak sejauh 20 km untuk ke desa ini. Sedangkan dari Kuta desa ini berjarak 30 km dan 45 km dari Nusa Dua. Di sisi kiri dan kanan jalan anda bisa melihat jejeran art shop yang memajang beragam ukiran karya warga Des Beng. Sebagian masyarakat desa ini memiliki home industri sebagai pengerajin ukiran kayu, baik itu patung atau pun topeng.brahmana21-225x300

Patung-patung tersebut tidak hanya digunakan pajangan namun juga digunakan sebagai arca dalam ritual dan memiliki simbol sosial serta memiliki filosofi para penciptanya. Bahan-bahan pembuatan patung-patung  tersebut tidak hanya berasal dari Bali, namun juga dari Jawa. Kayu yang digunakan mulai dari kayu mahoni, cendana, eboni, hingga kayu kelapa untuk patung tertentu.

Patung Brahma Lelare Sejarah Desa Mas dimulai dari kedatangan Brahmana bernamaPedanda Sakti Bawu Rauh Majapahit yang datang ke Bali untuk menyebarkan agama Hindu setelah terdesak Islam di Jawa. Ia mengajarkan Mas Wilis, salah seorang penduduk, mengenai  agama, seni-budaya, sosial, dan lainnya serta memberi gelar Pangeran Manik Mas. Dan untuk menghormati sang Brahmana, Pangeran Manik Mas kemudian mengadakan Pesraman atau Geria dengan berbagai macam perlengkapannya. Sang Brahmana kemudian menancapkan tongkat tinggi atau pohon tangi yang kini masih adal di Pura Taman Pule Mas untuk mengenang hal tersebut. Ia juga memberi nama Desa Mas untuk desa tersebut.

pohon beringin di desa masKeunikan lain desa ini tidak hanya dari berbagai ukiran yang dihasilkan. Hampir disetiap sudut desa dengan luas 8.3 Km² ini dipenuhi dengan pohon beringin besar, mulai dari dipinggir jalan hingga di dalam pura dan pasar. Selain itu juga terdapat sebuah patung bayi yang dibuat pada tahun 1989 oleh Bupati Gianyar, Bapak Cokorda Derana, dan dikenal sebagai patung Brahma Lelare yang menjadi simbol kekuasaan. Sebuah vihara bernama Vihara Amurya Bhumi juga dibangun di bawah jembatan dan terletak persis di bibir sungai Sakah yang mengalir dari Desa Mas menuju ke laut.


vihara Amurya Bhumi Jadi selain anda bisa berbelanja patung dan aneka ukiran, anda juga bisa melihat keunikan dan berwisata sejarah di Desa Mas. Anda juga berkesempatan melihat proses pembuatan patung ukiran tersebut, mulai dari pemilihan bahan, pembuatan yang penuh dengan ketelitian, hingga menjadi barang yang bernilai seni tinggi dan siap untuk dipasarkan. Jika anda membutuhkan penginapan, anda bisa menggunakan hotel murah di Bali



http://www.anythingbali.com/desa-mas-pusat-pengerajin-ukiran-di-ubud/

No comments:

Post a Comment