“ Calonarang ” merupakan salah satu tarian sakral umat hindu
di Bali yang sangat terkenal. Memiliki cerita yang menarik, pada tarian ini
seringkali menampilkan adegan-adegan cerita yang sangat menegangkan dan
mengandung unsur magis yang membuat tarian ini semakin diminati oleh masyarakat
untuk ditonton.
Pertunjukan tari “Calonarang” identik dengan cerita antara
perang dharma (kebaikan) melawan adharma (keburukan).
Calonarang sendiri merupakan adaptasi dari cerita semi
sejarah dari zaman pemerintahan raja Airlangga di Kahuripan (Jawa timur) pada
abad ke IX. Ada beragam versi cerita
yang dikisahkan mengenai
Calonarang.
Dalam versi Bali Calonarang dikisahkan Walunateng Dirah
sakit hati dan murka. Putrinya yang bernama Ratna Manggali ditolak secara tidak terhormat lamarannya oleh Raja
Airlangga . Karena Diah Ratna Mangali diduga bisa ngelelak (ilmu hitam), dengan
di dasarkan pada hukum keturunan yaitu kalau Ibunya bisa ngeleak maka
anaknyapun mewarisi ilmu leak itu.
Walunateng Dirah bersama murid-muridnya yang lain menuju
kuburan keramat Setra Gandamayu menggelar ritual ilmu hitam ngreh-ngleak untuk
menebarkan wabah penyakit ke Kerajaan Kediri.
Banyak rakyat mati mendadak tanpa jelas sebab akibatnya.
Rakyat Kediri diliputi suasana mencekam. Rakyat makin resah dan akhirnya
menghadap Patih Taskara Maguna melaporkan apa yang terjadi. Atas perintah Prabu
Airlangga dan permintaan rakyat yang ditimpa musibah terus-menerus, dengan
gagah berani Patih Taskara Maguna diiringi dua punakawan (abdi pendamping)
bergegas menuju Negeri Dirah.
Ratu Dirah (Walunateng Dirah) menyambut kedatangan Patih
Taskara Maguna. Mereka bertempur sangat dasyat.
Walunateng Dirah mengeluarkan ilmu Dharma Weci merubah wujud
menyerupai Durga yang seram (Rangda), sedangkan Patih Taskara Maguna dengan
kesaktiannya Dharma Sadu merubah wujudnya menjadi Banaspati Raja atau Barong.
Kekuatan Rangda akhirnya berhasil disucikan kembali oleh kekuatan suci Barong.
Simbolis Barong dan Rangda Dalam masyarakat Bali, Rangda dan
Barong adalah simbol tarian abadi semesta. Kedua kekuatan ini senantiasa ada
dan berdampingan mencari titik keseimbangan. Dipercaya juga bahwa dua kekuatan
Rangda dan Barong ada dalam diri manusia, keduanya yang tiada henti bertarung,
sampai akhirnya pikiran manusia menemukan harmoni.
Dari segi tempat pementasan, pertunjukan Calonarang biasanya
dilakukan dekat kuburan ( Pura Dalem ) atau pada Pura Puseh dan Pura Desa,
setiap ada upacara piodalan jelih pada masing-masing di pura tersebut. dan
arena pementasannya selalu dilengkapi dengan sebuah balai tinggi ( trajangan)
dan pohon papaya.
Bila ingin menonton pertunjukan ini diwajibkan untuk
menggunakan pakaian adat lengkap seperti
pakaian untuk ke pura. Siapa saja boleh datang untuk menonton pertunjukan ini,
Perlu di ingat bagi wanita yang sedang haid (menstruasi) tidak diperbolehkan hadir
untuk menonton.
http://blog.kura2guide.com/calonarang-balinese-dance/?lang=in
No comments:
Post a Comment